Sering Macet dan Kotor, Warga Tebing Tinggi Keluhkan Air PDAM Tirta Bulian

Lokasi pompa air milik PDAM Tirta Bulian yang sudah tua dan menyebabkan seringnya mati air. (dav)

Tebing Tinggi, teritorial24.com-Masyarakat Kota Tebing Tinggi yang berlangganan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum ( PDAM ) Tirta Bulian, merasa kecewa, karena air sering mati dan kotor, apalagi saat merebaknya virus Covid- 19.

“Padahal air sangat kami butuhkan untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan sering cuci tangan dan mandi,” kata Anjas (54) beserta ibu rumah tangga warga Kelurahan Bulian Kota Tebing Tinggi kepada wartawan.

“Bagaimana kami mau sering cuci tangan dan rajin mandi sesuai instruksi dan imbauan Pemerintah Pusat maupun Kapolri dan ditindak lanjuti oleh pihak Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Tim Gugus Tugas pencegahan dan penangulangan penyebaran virus Covid- 19, kalau air milik PDAM sering mati dan kotor,” kata warga.

Menurut warga, pelayanan PDAM tidak memuaskan masyarakat. Pasalnya, sering mengalami mati air.

“Di rumah kita jadi kekurangan air disaat mau mandi karena jaringan air sering mati,” kesal Manurung salah satu pelanggan PDAM.

Dia mengatakan, di tengah wabah Covid-19, Pemerintah memberikan imbauan agar masyarakat menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan dan mandi.

“Bagaimana mengikuti imbauan Pemerintah tersebut, kalau kesediaan air terbatas,” kesalnya.

Direktur PDAM Tirta Bulian, Khoiruddin kepada wartawan di kantornya Selasa (7/8) pagi mengatakan, masalah seringnya jaringan air mati disebabkan adanya kerusakan mesin pompa pengolahan air VTP II yang berada di Kelurahan Bulian.

“Mesin pompa sudah tua, jadi harus rutin diperbaiki. Jadi masyarakat harus sabar,” katanya.

Terkait anggaran perbaikan, Khoiruddin mengakui setiap bulannya mengeluarkan biaya perbaikan hingga ratusan juta.

“Dari sepuluh ribu pelanggan, setiap bulannya mendapatkan Rp500 juta dan untuk perbaikan sekitar Rp150 juta,” terang Khoiruddin.

Menurutnya, saat wabah Covid-19 pihak PDAM Tirta Bulian tidak ada memberikan potongan retribusi kepada pelanggan, karena keterbatasan anggaran. (dav)