Deli Serdang - Serdang Bedagai

Gelombang Tinggi di Bagan Kuala: Rumah Hanyut, Sampan Karam, Nelayan Selamat tapi Tetap Waswas

202
×

Gelombang Tinggi di Bagan Kuala: Rumah Hanyut, Sampan Karam, Nelayan Selamat tapi Tetap Waswas

Sebarkan artikel ini

TERITORIAL24.COM, SERDANG BEDAGAI — Ombak di Selat Malaka tampaknya sedang overthinking. Tiga hari terakhir, gelombangnya naik setinggi harapan warga sebelum Pemilu, dan sayangnya berdampak lebih nyata.

Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, jadi sasaran empuk amukan air laut.

Sedikitnya 29 rumah warga di Dusun I rusak diterjang ombak dan timbunan pasir. Beberapa rumah tampak seperti hasil renovasi gratis dari alam, sayangnya bukan renovasi yang diinginkan.

Warga pun terpaksa mengungsi di masjid dan rumah pintar desa, karena katanya di sana lebih tinggi—baik secara posisi maupun harapan.

Tak hanya rumah, tiga sampan nelayan juga karam di pintu muara. Untungnya, semua nelayan berhasil diselamatkan.

“Alhamdulillah, nggak ada korban jiwa. Tapi sampannya masih di laut, nanti kalau ombak reda kita evakuasi,” ujar Safril, Kepala Desa Bagan Kuala, Kamis (23/10/2025).

Safril menambahkan, gelombang tinggi ini bukan lagi tamu tahunan, tapi sudah seperti saudara jauh yang datang tiap bulan tanpa kabar.

“Dulu rumah warga jaraknya 150 meter dari pantai, sekarang tinggal 10 meter. Kalau abrasi terus, tahun depan mungkin ruang tamu sudah bisa mancing langsung,” ujarnya setengah pasrah.

Pemerintah desa berharap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) segera membangun pemecah ombak, supaya ombak tidak langsung “nyeruduk” rumah warga. Proposalnya sudah dikirim, tinggal menunggu kabar—entah dari KKP atau dari laut lagi.

“Kalau nggak ada pemecah ombak, warga makin takut tinggal di sini,” kata Safril. Ia juga menghimbau nelayan agar tidak melaut dulu. “Lebih baik kehilangan rezeki sehari, daripada kehilangan sampan dan nyawa.”

Sementara itu, Pemerintah Desa Bagan Kuala bersama kecamatan terus memantau kondisi. Bantuan darurat sudah diupayakan, meski dinas sosial kabupaten belum tampak nongol di lokasi. Mungkin masih menunggu laut tenang atau sinyal WA dari kepala desa.

Di tengah cuaca ekstrem ini, warga hanya bisa berharap agar badai segera reda. Soalnya, kalau ombak terus datang, Bagan Kuala bukan cuma “desa di tepi laut”—tapi bisa-bisa jadi “laut di bekas desa.”(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *