Peristiwa

Dugaan Ancaman Bom Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu, Polda Sumut Dan Tim Gabungan Gerak Cepat

185
×

Dugaan Ancaman Bom Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu, Polda Sumut Dan Tim Gabungan Gerak Cepat

Sebarkan artikel ini

TERITORIAL24.COM, DELI SERDANG – Dugaan ancaman bom memaksa pesawat Saudi Airlines nomor penerbangan SV-5688 mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, Sabtu pagi, 21 Juni 2025. Pesawat yang membawa 376 jemaah haji asal Jawa Timur itu sebelumnya terbang dari Jeddah menuju Surabaya via Muscat.

Insiden bermula dari informasi yang diterima otoritas lalu lintas udara Kuala Lumpur dari Chennai, India, tentang dugaan ancaman bom di dalam pesawat.

Informasi kemudian diteruskan ke menara kontrol Kualanamu. Pesawat berhasil mendarat dengan selamat pada pukul 09.27 WIB dan langsung diamankan.

Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Whisnu Hermawan Februanto, menyatakan tim gabungan Polri, TNI, dan otoritas bandara segera melakukan evakuasi dan sterilisasi.

“Penyisiran dilakukan oleh tim penjinak bom Brimob bersama TNI. Hasilnya, tidak ditemukan bahan peledak atau benda mencurigakan,” kata Whisnu dalam konferensi pers.

Penumpang dievakuasi tanpa membawa barang pribadi dan ditempatkan di area steril untuk pemeriksaan kesehatan dan keamanan.

Sepuluh jemaah membutuhkan bantuan kursi roda, namun seluruh penumpang dinyatakan sehat oleh tim medis Polresta Deliserdang.

Setelah evakuasi, tim gabungan memeriksa seluruh bagasi dan kargo pesawat, yang terdiri dari 634 koli. Pemeriksaan menggunakan alat x-ray selesai pukul 16.30 WIB dan pesawat dinyatakan aman.

Plt. Direktur Operasi dan Layanan PT Angkasa Pura Aviasi, Nugroho Jati, mengapresiasi sinergi antarinstansi.

“Evakuasi dan penyisiran berlangsung cepat dan terkoordinasi. Penumpang kini diinapkan di hotel, dan pesawat dijadwalkan kembali terbang Minggu dini hari,” ujarnya.

Kepala Kantor Otoritas Penerbangan Wilayah II, Asri Santosa, menjelaskan bahwa keputusan mendarat darurat diambil pilot setelah menerima informasi dari ATC Oman dan India melalui saluran radio.

“Walau informasinya tidak lengkap, prosedur keselamatan langsung dijalankan,” kata Asri.

Insiden ini menyebabkan keterlambatan 21 penerbangan di Kualanamu, dengan durasi 15 menit hingga dua jam. Namun, koordinasi cepat seluruh unsur keamanan menunjukkan kesiapan Indonesia menghadapi potensi ancaman terhadap penerbangan sipil.(Akbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *