Pariwisata dan Travelling

Ombak Bono, Ketika Sungai Kampar Berulah dengan Gelombang ‘Tujuh Hantu’

178
×

Ombak Bono, Ketika Sungai Kampar Berulah dengan Gelombang ‘Tujuh Hantu’

Sebarkan artikel ini

Para pengunjung kini bisa datang dari berbagai negara: Amerika, Austria, Jepang, hingga peselancar lokal dari Bali ikut menaklukkan Bono.

Walau fasilitas penginapan dan dermaga masih ala kadarnya—banyak mengandalkan homestay warga dan trek kapal cepat dari Pekanbaru—semangat warga tetap membara menyambut tamu asing.

 

Kenapa Kita Harus Peduli?

 

Karena Bono bukan cerita orang jauh. Ia soal bagaimana kita bisa menghargai kekayaan alam Indonesia yang langka—fenomena hanya dua ada di dunia: di Sungai Amazon dan Sungai Kampar .

 

Bono adalah pelajaran tentang harmoni antarpasangan alam—laut, sungai, bulan, hujan, tanah rawa—yang bisa menghantarkan kita ke gelombang terpanjang di dunia. Ia juga pembelajaran bahwa keberanian (Bono dalam bahasa Melayu berarti “berani”) bukan soal gigitan buaya atau arus deras, melainkan soal kita berani memandang indah pada hal-hal yang dulu ditakuti.(Am)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *