Deli Serdang - Serdang Bedagai

Pemerintah dan PWI Bagian Tak Terpisahkan

101
×

Pemerintah dan PWI Bagian Tak Terpisahkan

Sebarkan artikel ini

TERITORIAL24.COM, BATANG KUIS – Hubungan antara wartawan dan pemerintah di Deli Serdang tampaknya mirip hubungan dua sejoli yang sudah lama pacaran: ribut-ribut kecil boleh, tapi ujung-ujungnya tetap gandengan tangan juga.

Hal itu ditegaskan Wakil Bupati Deli Serdang, Lom Lom Suwondo SS, dalam pembukaan Konferensi VIII PWI Deli Serdang di Wing Hotel, Batang Kuis, Kamis (30/10/2025). Menurutnya, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan pemerintah adalah “bagian yang tidak terpisahkan”.

 

“Pemerintahan tanpa pilar demokrasi bisa jadi pemerintahan yang absolut,” ujarnya. “Karena itu, wartawan harus tetap berani mengkritik dan memberi masukan.”

 

Wabup juga menyanjung PWI yang tetap menjaga etika jurnalistik di tengah derasnya arus informasi—meski tentu saja, antara kritik dan “etika” kadang seperti dua hal yang harus dijembatani dengan teh manis di ruang humas.

Sementara itu, Ketua PWI Sumatera Utara, Farianda Putra Sinik, mengingatkan bahwa pembangunan daerah tak akan maju tanpa publikasi yang baik. Menurutnya, kolaborasi antara wartawan dan pemerintah bukan cuma penting, tapi sudah jadi kebutuhan.

 

“Jadi Ketua PWI Deli Serdang itu nggak mudah,” kata Farianda. “Sekarang jurnalisme warga sudah di mana-mana. Semua orang bisa jadi wartawan, asal punya HP dan kuota.”

 

Farianda juga bilang, PWI Sumut terus berusaha meningkatkan kualitas SDM anggotanya lewat Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Rencananya, UKW berikutnya bakal digelar di Medan—mungkin sekaligus jadi ajang reuni bagi para jurnalis yang sibuk ngejar deadline.

 

Ketua PWI Deli Serdang, Lisbon Situmorang SE, ikut mengapresiasi dukungan Pemkab selama tiga tahun terakhir.

Ia berharap kerja sama yang sudah terjalin bisa “lebih baik lagi”. (Biasanya kalimat ini di dunia politik artinya: “tolong, jangan dikurangi bantuannya, ya.”)

Ketua Panitia Konferensi, HM Husni Siregar, menambahkan bahwa kegiatan ini juga menjadi ajang evaluasi, penyusunan program kerja, dan pemilihan ketua baru. Dari enam orang yang memenuhi syarat maju, cuma dua yang mendaftar—dan satu lagi malah mundur sehari sebelum konferensi. Ya, mirip pilkades: banyak yang dukung di belakang, tapi begitu waktunya daftar, langsung pada ngilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *