TERITORIAL24.COM,Batubara – Aliansi Anak Daerah Menggugat (AADM) akan menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Direksi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, pada Rabu (5/11).
Aksi ini sebagai bentuk protes atas dugaan ketidakadilan terhadap pengusaha lokal dan sejumlah persoalan lingkungan di sekitar wilayah operasional perusahaan.
Pengusaha Lokal Terpinggirkan
Koordinator Aksi, Flora Sitanggang, menyampaikan bahwa salah satu tuntutan utama adalah penolakan terhadap keterlibatan perusahaan luar daerah yang dinilai menyingkirkan peran pengusaha lokal.
Menurutnya, manajemen PT Inalum diduga melakukan praktik adu domba antara pengusaha anak daerah dengan anak perusahaan PT Inalum, yakni PT Sinergi Mitra Lestari Indonesia (PT SMLI).
> “Seharusnya PT SMLI hanya menangani limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), bukan mengambil sisa besi bekas pakai yang seharusnya menjadi hak pengusaha anak daerah,” ujar Flora, Selasa (4/11).
Tuntutan Lingkungan dan Dampak pada Nelayan
Selain itu, AADM menuntut kejelasan perjanjian pemeliharaan jaringan transmisi PT Inalum yang melintasi lahan masyarakat di Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka.
Mereka juga meminta pihak kepolisian dan kejaksaan untuk menindaklanjuti dugaan pencemaran lingkungan akibat penimbunan limbah karbon (anoda dan katoda) oleh PT Inalum.
Aktivitas ini disebut warga merusak habitat biota laut dan mengurangi hasil tangkapan nelayan.
> “Nelayan sulit mendapatkan ikan di bibir pantai. Mereka harus melaut lebih jauh untuk memperoleh tangkapan. Kami minta Kapolda Sumut dan Kejati Sumut segera memanggil dan memeriksa pihak-pihak yang terlibat,” jelas Flora.
Rencana Aksi dan Tuntutan Pejabat
Aksi ini rencananya akan diikuti ratusan warga, termasuk perwakilan nelayan, tokoh masyarakat, serta berbagai elemen lokal lainnya.
Selain itu, AADM menuntut agar sejumlah pejabat di lingkungan PT Inalum, seperti J.A., J.S., dan R.K., dicopot dari jabatannya karena dianggap gagal menjaga kemitraan yang sehat dan merata dengan pengusaha lokal.
