TERITORIAL24.COM, MEDAN – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tampaknya mulai sadar, melawan narkoba dan judi online (judol) nggak cukup pakai razia dan baliho bertuliskan “Say No to Drugs.” Perlu cara yang lebih halus tapi efektif: proteksi dini.
Kepala Badan Kesbangpol Sumut, Mulyono, bilang bahwa strategi ini bukan cuma jargon.
Lewat proteksi dini, pemerintah ingin membentengi anak muda sebelum mereka sempat “nyicip” hal-hal yang bisa bikin masa depan ambyar.
“Kita rutin kasih pembekalan ke siswa SMA dan SMK dua minggu sekali, lewat daring. Materinya soal wawasan kebangsaan dan bahaya narkoba,” kata Mulyono dalam temu pers di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (14/10/2025).
Program ini digarap bareng BNN, Kepolisian, TNI, dan Satpol PP. Jadi selain penindakan di lapangan, sekarang sekolah-sekolah juga mulai menyisipkan materi kebangsaan dan bahaya narkoba dalam pelajaran.
Nggak cuma itu, Kesbangpol juga lagi fokus menyentuh isu-isu lain yang meracuni generasi muda: judi online dan geng motor. Dua hal yang sama-sama bikin orang susah tidur, tapi karena alasan berbeda.
Hasilnya mulai kelihatan. Berdasarkan data BNN, jumlah desa dan kelurahan berstatus “zona merah” narkoba di Sumut turun drastis: dari 300 jadi tinggal 23.
“Ini adalah blueprint pemberantasan narkoba di Sumut. Kita libatkan relawan anti narkoba sebagai sumber deteksi dan pencegahan dini,” ujar Mulyono, yang didampingi Sekretaris Kesbangpol Sumut, Harry, dan Kabid Bina Ideologi Muhammad Andry Simatupang.
Target mereka cukup ambisius: menurunkan posisi Sumut dari provinsi nomor satu pengguna narkoba jadi di bawah lima besar nasional.
Sebuah target yang, kalau berhasil, mungkin bisa bikin Sumut akhirnya terkenal bukan karena party scene-nya, tapi karena kesadarannya menjaga masa depan generasi muda tetap waras.(Akbar)