Religi

‎Safari Ziarah Barus: Menghidupkan Jejak Sejarah Islam Pertama di Nusantara ‎

763
×

‎Safari Ziarah Barus: Menghidupkan Jejak Sejarah Islam Pertama di Nusantara ‎

Sebarkan artikel ini
‎Rombongan dipimpin oleh Al Habib Mun’ien Ba’lawy dari Hadramaut, Yaman, didampingi oleh H. Amru Fitiradi, H. Sumbo Saing, serta Ustadz Muslim Istiqomah, SSQ(foto:Mus)

‎TERITORIAL24.COM, TAPANULI TENGAH – Safari Ziarah kembali digelar di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, pada Jumat (19/9/2025).

‎Rombongan dipimpin oleh Al Habib Mun’ien Ba’lawy dari Hadramaut, Yaman, didampingi oleh H. Amru Fitiradi, H. Sumbo Saing, serta Ustadz Muslim Istiqomah, SSQ.

‎Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya menjaga jejak sejarah Islam sekaligus memperkuat spirit keislaman di Nusantara.

‎Safari ziarah kali ini berpusat pada kunjungan ke makam para ulama besar yang diyakini sebagai tokoh awal penyebaran Islam di wilayah pesisir barat Sumatra.

‎Salah satu di antaranya adalah makam Syekh Mahmud bin Abdurahman Al Yamani, yang menurut riwayat merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW.

‎Keberadaan makam tersebut mempertegas bahwa Islam sudah hadir di Barus sejak berabad-abad silam.

‎Dalam kesempatan itu, Habib Mun’ien menyampaikan harapannya agar Safari Ziarah menjadi penguat semangat umat Islam dalam menjaga peradaban Islam di tanah air.

‎“Diharapkan dengan Safari Ziarah ini menjadi spirit untuk menguatkan semangat menghidupkan peradaban Islam di bumi Nusantara ini,” ujarnya di hadapan rombongan.

‎Setelah berziarah, rombongan melaksanakan doa bersama. Mereka memohon ampunan dan kemuliaan bagi para ulama serta syuhada yang telah berjasa dalam menyebarkan Islam.

‎Doa juga dipanjatkan agar umat Nabi Muhammad SAW senantiasa mendapatkan keberkahan dengan istiqomah mengamalkan ajaran Islam yang murni.

‎Barus, Kota Islam Pertama di Indonesia

‎Barus dikenal luas sebagai salah satu kota Islam pertama di Indonesia. Letaknya yang strategis di pesisir barat Sumatra Utara menjadikannya pusat perdagangan sejak abad ke-7 Masehi.

‎Hasil bumi seperti kapur barus dan kemenyan diekspor ke berbagai belahan dunia, termasuk Tiongkok, Arab, Persia, Armenia, hingga Mesir.

‎Menurut catatan sejarah dalam buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid, Islam masuk ke Barus melalui jalur perdagangan yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia.

‎Melalui interaksi dengan masyarakat lokal, ajaran Islam kemudian menyebar secara perlahan hingga melahirkan Kesultanan Perlak (840–1292 M) sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *