TERITORIAL24.COM, TEBING TINGGI-Bulan Ramadhan bukan hanya waktu untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga momen penting untuk menumbuhkan kepedulian sosial terhadap sesama.
Dalam tausiyah yang disampaikan di Masjid Darul Jannah, Kampung Lalang, Kota Tebing Tinggi, Ustadz Muslim Istiqomah, SSQ, C.TP, mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadhan sebagai bulan solidaritas.
“Puasa yang kita jalani ini mendidik kita untuk merasakan bagaimana rasanya lapar dan haus.”
“Namun, berbeda dengan saudara-saudara kita yang fakir, miskin, yatim, serta mereka yang hidup dalam situasi perang dan darurat.”
“Mereka tidak tahu kapan bisa makan dan minum,” ujar Ustadz Muslim dalam ceramahnya Senin malam,(3/3/2025).
Beliau menegaskan bahwa puasa harus menjadi sarana untuk meningkatkan kepekaan terhadap penderitaan orang lain.
Sebagai umat Islam, sudah seharusnya kita menunjukkan empati dan solidaritas terhadap sesama.
Khususnya terhadap masyarakat Palestina yang saat ini masih menghadapi penjajahan dan blokade bantuan kemanusiaan.
Ajakan serupa juga disampaikan oleh Ketua Bidang Hubungan Antarnegara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Sudarmoto.
Ia mengimbau umat Islam untuk menjadikan Ramadan 2025 sebagai momentum solidaritas bagi Palestina.
“Palestina adalah saudara kita yang saat ini tengah menderita. Mereka kembali menghadapi blokade dan penutupan jalur bantuan, terutama di bulan Ramadhan ini.”
” Sebagai umat Islam dan warga negara Indonesia, kita harus menunjukkan solidaritas dan kesetiakawanan,” kata KH. Sudarmoto.
Lebih lanjut, Ustadz Muslim mengingatkan bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya Indonesia terus memberikan dukungan kepada Palestina. Ia juga mengutip hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di akhir ceramahnya, Ustadz Muslim mengajak seluruh umat Islam untuk menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk peduli dan berbagi.