TERITORIAL24.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu (28/9/2025) petang.
Rapat yang berlangsung selama dua jam tersebut membahas Program Makan Bergizi Gratis (MBG), ketahanan pangan, hingga sektor energi dan migas.
Pertemuan ini menjadi langkah strategis untuk memastikan program pemerintah berjalan sesuai rencana.
Rapat digelar segera setelah Presiden Prabowo kembali dari lawatan luar negeri.
Meski bertepatan dengan hari libur, ia tetap memimpin langsung jalannya pertemuan.
Hal ini menunjukkan komitmen kuat kepala negara dalam mengawal program strategis pemerintah.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa MBG menjadi salah satu agenda utama rapat.
“Pembahasan utama adalah Program Makan Bergizi Gratis, terkait evaluasi agar program ini dapat berjalan baik sesuai rencana,” jelasnya, Seperti di kutip dari laman resmi Kemensetneg.
Menurut Teddy, pemerintah berupaya memastikan MBG benar-benar tepat sasaran.
Teddy juga menambahkan, Presiden Prabowo memberikan arahan yang sangat detail dan teknis dalam rapat tersebut.
“Presiden Prabowo memberikan petunjuk yang sangat detail, bahkan teknis, misalnya mengenai kedisiplinan, prosedur, dan kebersihan,” ungkapnya.
Arahan ini dinilai penting untuk menjaga kualitas pelaksanaan program prioritas.
Selain MBG, rapat turut membahas sejumlah agenda strategis lain.
Beberapa di antaranya adalah ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, energi, kelautan, program Desa Nelayan, serta Koperasi Desa.
Pembangunan Tanggul Laut Pantai Utara Jawa juga menjadi bagian dari pembahasan.
Kementerian Pertanian bersama Kepala Bulog dalam rapat tersebut melaporkan bahwa cadangan beras nasional masih aman.
Sementara itu, Menteri Kesehatan menyampaikan capaian pemeriksaan kesehatan gratis.
Program ini disebut telah menjangkau sekitar 36 juta masyarakat di seluruh Indonesia.
“Menteri Kesehatan melaporkan program cek kesehatan gratis pada seluruh masyarakat yang sampai hari ini sudah mencapai 36 juta terperiksa,” terang Teddy.
