Asahan - Tanjungbalai

Skandal Funderland: Beroperasi Ilegal, Keselamatan Pengunjung Diabaikan, Bocah Jadi Korban

1454
×

Skandal Funderland: Beroperasi Ilegal, Keselamatan Pengunjung Diabaikan, Bocah Jadi Korban

Sebarkan artikel ini

TERITORIAL24.COM, TANJUNGBALAI – Funderland Indonesia, wahana permainan yang belakangan menjadi sorotan, ternyata beroperasi tanpa mengantongi izin resmi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungbalai.

Fakta ini terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar DPRD Tanjungbalai, menyusul insiden mengerikan yang menimpa seorang anak hingga mengalami patah tulang tangan saat bermain di lokasi tersebut.

Dalam RDP itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Husni Sahjudin, dengan tegas mengungkapkan bahwa Pemkot Tanjungbalai tidak pernah menerbitkan surat izin operasional untuk Funderland Indonesia.

“Periksa kembali dokumen yang mereka klaim miliki. Kami tidak pernah memberikan izin atau rekomendasi operasional apa pun,” ujar Husni.

Hal ini diperkuat oleh Damaria, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar).

Ia menegaskan bahwa Funderland Indonesia, sebagai usaha berbasis risiko di sektor wisata, wajib mematuhi aturan sesuai Permenparekraf Nomor 4 Tahun 2021.

Namun, hingga kini, tidak ada permohonan izin operasional yang diajukan oleh pihak Funderland.

“Yang jelas, mereka sudah beroperasi selama 11 hari tanpa sepengetahuan kami,” kata Damaria.

Ironisnya, meski menuai kritik tajam, perwakilan Funderland Indonesia, DR. (Cand) Andi, S.Kom., S.H., M.M., CPM, tetap mengklaim telah memenuhi syarat legalitas.

Ia menyebut memiliki dokumen administratif seperti akta notaris, Nomor Induk Berusaha (NIB), Kode Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), hingga izin keramaian dari aparat setempat.

“Kami juga sudah membayar pajak kepada BPKPAD Tanjungbalai,” ujar Andi.

Namun, pengakuan tersebut dinilai sebagai upaya pengelabuan oleh penggiat sosial yang hadir dalam RDP.

Mereka menilai dokumen yang disebutkan tidak cukup untuk mengoperasikan wahana berisiko tinggi seperti Funderland, apalagi jika menyangkut keselamatan pengunjung.

Funderland Indonesia kini menghadapi tudingan serius: lebih mementingkan keuntungan daripada mematuhi regulasi dan menjamin keselamatan pengunjung. Insiden patah tulang yang menimpa seorang anak menjadi bukti nyata dari kelalaian mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *