TERITORIAL24.COM, JAKARTA-Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Johan Rosihan, mengecam keras dugaan praktik pengoplosan beras yang berpotensi merugikan konsumen serta mencoreng upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Johan menilai bahwa tindakan pengoplosan beras bukan sekadar kecurangan dagang, tetapi juga mencederai semangat swasembada pangan yang tengah dibangun oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Praktik seperti ini bukan hanya tindakan kecurangan yang merugikan rakyat, tetapi juga mencederai semangat swasembada pangan yang tengah dibangun oleh pemerintahan Presiden Prabowo.”
“Kita sedang berupaya keras untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan menekan ketergantungan pada impor, tetapi tindakan seperti ini justru melemahkan kepercayaan publik terhadap sistem distribusi pangan nasional,” ujar Johan dalam keterangannya pada Selasa (5/3).
Lebih lanjut, Johan menegaskan bahwa praktik pengoplosan beras juga berpotensi masuk dalam ranah korupsi dan manipulasi tata niaga pangan.
Hal ini bertentangan dengan visi Presiden Prabowo dalam menegakkan transparansi serta memberantas mafia pangan yang merugikan masyarakat.
“Presiden Prabowo sudah jelas menyatakan komitmennya untuk memperbaiki sistem pangan nasional dan memberantas segala bentuk mafia pangan yang merugikan rakyat.”
“Jika pengoplosan ini dibiarkan, maka kita sama saja memberi ruang bagi oknum yang ingin mempermainkan kebijakan pangan dengan cara yang curang dan tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Komisi IV DPR RI mendesak aparat penegak hukum untuk segera melakukan penyelidikan serta menindak tegas pihak yang terbukti terlibat dalam praktik ini.
Johan juga meminta Satgas Pangan dan Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan pengawasan terhadap distribusi beras di lapangan guna memastikan tidak ada celah bagi oknum yang ingin mencari keuntungan secara tidak sah.
“Kami di Komisi IV akan mengawal persoalan ini. Aparat harus segera bertindak dan memastikan bahwa tidak ada celah bagi oknum yang mencoba mengambil keuntungan dengan cara-cara kotor seperti ini.”
