Asahan - Tanjungbalai

Pernyataan Perwakilan Funderland Indonesia Diduga Picu Konflik Sosial Mengancam Stabilitas Kota Tanjungbalai

1167
×

Pernyataan Perwakilan Funderland Indonesia Diduga Picu Konflik Sosial Mengancam Stabilitas Kota Tanjungbalai

Sebarkan artikel ini
Ramadhansyah Batubara, Ketua Kompak dan tangkapan layar postingan Andi pihak Funderland Indonesia dengan latar belakang wahana bermain Funderland Iindonesia di Kota Tanjungbalai. (Grafis: Ilham)

TERITORIAL24.COM, Tanjungbalai –Pernyataan yang dilontarkan oleh Andi, perwakilan Funderland Indonesia, melalui unggahan di media sosial, mendapat sorotan tajam dan kecaman keras dari berbagai pihak di Tanjungbalai.

Dalam unggahannya, Andi menuding adanya oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang meminta uang dengan ancaman menolak keberadaan wahana permainan mereka.

Tuduhan ini dinilai tidak hanya mengaburkan fakta, tetapi juga berpotensi memicu konflik sosial di tengah masyarakat.

Dalam unggahan yang diunggah Kamis (13/2/2025), Andi menyebut bahwa wahana permainan mereka telah menjadi sasaran penolakan sejak awal oleh sejumlah pihak yang, menurutnya, berusaha memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi.

Namun, ketika dimintai klarifikasi lebih lanjut terkait tuduhannya, Andi justru memilih untuk memprivasi akun media sosialnya, tanpa memberikan bukti atau informasi tambahan.

Pernyataan tersebut segera memicu reaksi keras dari para aktivis lokal. Andrian Hanif, perwakilan dari Koalisi Hanif Gapai Pemuda, dengan tegas membantah tudingan tersebut.

Menurutnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan kelompoknya sepenuhnya didasarkan pada insiden keamanan di wahana Funderland, termasuk kecelakaan yang menimpa seorang anak hingga patah tulang.

“Kami hanya menuntut agar keselamatan pengunjung menjadi prioritas dan memprotes lokasi wahana yang dekat dengan sekolah. Tidak ada motif meminta uang, seperti yang dituduhkan,” ujar Andrian.

Ketegangan ini semakin memanas setelah Ketua Komite Pemuda Peduli Kota (KOMPAK), Ramadhansyah Batubara, menilai tuduhan Andi sebagai langkah sembrono yang dapat memperkeruh suasana di Tanjungbalai.

“Jika tudingan ini benar, mengapa tidak dilaporkan langsung ke pihak berwenang? Alih-alih menyelesaikan masalah, pernyataan seperti ini justru merusak hubungan sosial dan menciptakan kesan negatif terhadap para penggiat sosial,” tegas Ramadhansyah.

Ia juga menuntut Funderland Indonesia untuk segera mengungkapkan bukti yang valid atau menarik kembali pernyataan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *