TERITORIAL24.COM, BLITAR – Kegiatan Dies Natalis yang digelar SMP Negeri 6 Blitar pada 15-17 Februari 2025 menuai kontroversi.
Sejumlah wali murid melayangkan protes keras terkait kewajiban iuran sebesar Rp75.000 per siswa yang ditetapkan untuk mendukung acara tersebut.
Para orang tua siswa menilai kebijakan ini sebagai pungutan liar yang disamarkan dalam bentuk sumbangan sukarela.
Wali murid yang enggan disebutkan namanya menyatakan, “Ini bukan sumbangan, ini pungutan! Kalau tidak bayar, anak-anak takut dikucilkan atau tidak bisa mengikuti kegiatan sekolah.”
Kekhawatiran ini muncul karena para orang tua merasa ada tekanan bagi siswa yang tidak membayar, yang berpotensi membuat mereka mendapat perlakuan tidak adil di sekolah.
Kritik tajam juga datang dari pemerhati pendidikan di Blitar. Menurut mereka, kebijakan ini berpotensi melanggar hukum karena pembayaran yang bersifat wajib dengan konsekuensi bagi siswa yang tidak membayar.
Salah satu pemerhati pendidikan mengatakan, “Sekolah tidak boleh memaksa orang tua untuk membayar dengan dalih sumbangan. Jika ada tekanan atau kewajiban, ini jelas melanggar aturan dan bisa berujung pada tindakan hukum.”
Menanggapi hal ini, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum SMP Negeri 6, Nurhidayat, menyatakan bahwa sekolah tidak terlibat dalam pengelolaan dana tersebut.
“Dies Natalis ini merupakan kegiatan yang dikelola oleh komite. Sekolah hanya berperan dalam pelaksanaan acara tanpa mengatur keuangan,” jelasnya.
Namun, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, sumbangan dari orang tua harus bersifat sukarela dan tidak boleh ada paksaan, apalagi ditentukan besarannya.
Jika terbukti ada unsur pemaksaan, hal ini berpotensi melanggar peraturan dan bahkan dapat dikenakan sanksi pidana.
Hingga kini, pihak komite sekolah belum memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait kebijakan tersebut. Para wali murid pun mendesak agar ada transparansi dalam pengelolaan dana kegiatan, agar ketidaknyamanan dan keresahan di kalangan orang tua tidak semakin meluas.