TERITORIAL24.COM-Makanan tradisional Indonesia memang selalu punya cerita yang melekat di hati. Salah satunya adalah gatot dan tiwul, kudapan khas yang berasal dari olahan singkong.
Dulu, makanan gatot dan tiwul ini identik dengan kondisi keterbatasan, namun kini justru menjadi kuliner langka yang dicari karena cita rasanya yang unik dan manfaat kesehatannya.
Sejarah Gatot dan Tiwul, Makanan Perjuangan
Tak hanya sekadar makanan, gatot dan tiwul punya nilai sejarah yang mendalam. Pada masa perjuangan, Panglima Besar Jenderal Sudirman membawa gatot dan tiwul sebagai perbekalan selama perang gerilya melawan penjajah Belanda.
Makanan ini dipilih karena tahan lama, mudah diolah, dan mampu memberikan energi yang cukup untuk bertahan di tengah kondisi sulit.
Kini, meskipun zaman telah berubah, gatot dan tiwul tetap menjadi simbol kehangatan desa yang ngangeni.
Keistimewaan Gatot dan Tiwul
Gatot dan tiwul terbuat dari singkong yang difermentasi atau diolah sedemikian rupa.
Selain rasanya yang manis alami, makanan ini kaya manfaat kesehatan. Berikut beberapa keunggulannya:
1. Bebas Gluten: Cocok bagi Anda yang menghindari gluten atau memiliki alergi terhadap gandum.
2. Rendah Kalori: Menjadi pilihan tepat untuk Anda yang ingin menikmati makanan sehat tanpa khawatir berat badan naik.
3. Mengenyangkan: Satu porsi gatot dan tiwul, yang biasanya dihargai Rp24.000, cukup untuk dinikmati bertiga hingga berempat.
Kuliner Langka yang Patut Dicoba
Kini, gatot dan tiwul semakin jarang ditemukan, terutama di kota besar. Namun, jika Anda berkunjung ke daerah seperti Salatiga atau kawasan pedesaan Jawa, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipinya.
Rasanya yang manis dengan tekstur kenyal akan membuat Anda rindu masa lalu.
Kenapa Gatot dan Tiwul Selalu Ngangeni?
Bagi banyak orang, gatot dan tiwul bukan sekadar makanan. Setiap gigitan membawa kenangan masa kecil, suasana desa, dan kebersamaan keluarga. Tak heran, meski sederhana, makanan ini selalu dicari.
Bagaimana dengan Anda? Sudah pernah mencoba gatot dan tiwul? Jika belum, inilah saatnya untuk menikmati kuliner ndeso yang kaya manfaat dan penuh nostalgia.(Umu Kholifah)