TERITORIAL24.COM-Indonesia memiliki berbagai jenis transportasi yang digunakan setiap harinya, baik transportasi umum maupun transportasi khusus untuk wisata.
Salah satu transportasi wisata yang unik adalah Kapal Wisata Pesut Etam di Kalimantan Timur. Nama “Pesut Etam” berasal dari kata “Pesut”, yang merupakan mamalia air tawar yang hidup di Sungai Mahakam.
Kapal ini mampu menampung hingga 100 orang dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Samarinda.
Kapal Wisata Pesut Etam beroperasi khusus untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan Sungai Mahakam. Kapal ini disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu sarana wisata unggulan di Samarinda.
Selain digunakan untuk wisata umum, kapal ini juga sering dimanfaatkan untuk wisata religi, seperti perjalanan ke Kutai Lama.
Daya tarik utama dari Pesut Etam adalah sajian hiburan tradisional di dalam kapal. Wisatawan dapat menikmati tarian daerah hingga peragaan busana khas Kutai selama perjalanan.
Perjalanan wisata ini biasanya ditutup dengan ritual tepung tawar, yang menjadi bagian dari tradisi setempat. Selain itu, wisatawan juga dapat melihat berbagai landmark bersejarah seperti Masjid Tua, Kampung Tenun, hingga perusahaan plywood sepanjang Sungai Mahakam.
Kapal Pesut Etam tidak hanya digunakan untuk wisata biasa, tetapi juga dapat disewa untuk berbagai acara, seperti pernikahan atau perayaan khusus lainnya.
Kapal ini bisa didekorasi sesuai dengan keinginan penyewa, menjadikannya lokasi yang unik dan berbeda untuk berbagai perayaan.
Bagi pecinta kuliner, kapal ini juga menawarkan berbagai hidangan khas Kalimantan. Wisatawan dapat menikmati kuliner tradisional seperti Soto Banjar, Nasi Kuning, dan Lontong Sayur. Makanan-makanan ini sangat cocok dinikmati di sore hari sambil menikmati pemandangan Sungai Mahakam.
Wisata kapal ini berlokasi di tengah Kota Samarinda, tepatnya di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Samarinda Kota. Lokasi ini sangat strategis dan mudah dijangkau oleh wisatawan dari dalam maupun luar kota.
Bagi wisatawan dari luar kota, perjalanan dapat dimulai dengan menaiki pesawat menuju Bandar Udara Internasional Aji Pangeran Tumenggung Pranoto. Setelah sampai di bandara, wisatawan disarankan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu karena kapal ini tidak beroperasi setiap saat.
